Waspadalah Terhadap Pujian

28 Feb 2020
source: pixabay.com

Pada dasarnya, manusia seringkali merasa tersanjung dan bahagia ketika dipuji atau sekedar diapresiasi kinerjanya oleh orang lain. Pujian atau sanjungan, merupakan suatu hadiah sederhana yang diberikan orang lain atas kinerja yang telah dilakukan. Namun, seringkali pujian tersebut berakhir pada sifat sombong dan lalai. Ketika dipuji berlebihan, akan membuat ia meremehkan pekerjaan yang selanjutnya. Rasa bangga yang berlebihan juga biasanya membuat kita terlena dan lupa, bahwa ada Allah subhanahu wa ta’ala yang membantu kita untuk melancarkan segala hal yang kita lakukan. 

Imam Al-Ghazali Rahimahullah mengatakan, “Orang yang dipuji hendaknya waspada, jangan sampai ia terjatuh dalam kesombongan, ujub dan bentuk futur lainnya. Seseorang bisa selamat dari hal-hal jelek tadi, hanya dengan mengetahui hakikat keadaan dirinya. Hendaklah ia renungkan akan bahaya jika berada dalam akhir hidup yang jelek. Hendaklah ia waspada akan bahaya riya’ dan terhapusnya amalan. Hendaknya ia kenali diri orang yang memuji pun tidak mengenalnya. Kalau saja orang yang memuji itu tahu kejelekan yang ada pada dirinya, tentu ia tak akan memuji. Baiknya, ia tampakkan pula bahwa ia tidak suka pada pujian tersebut,” (Ihya’ Ulum Ad-Diin, 3: 236).

Untuk menghindari hal yang tidak baik ini, kita bisa mencegahnya dengan memanjatkan doa seperti doa yang pernah dipanjatkan oleh Abu Bakar As-Shidiq:

“Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun.”

Artinya

“Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka,” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al- Iman, 4: 228, no.4876. Lihat Jaami’ Al-Ahadits, Jalaluddin As-Suyuthi, 25: 145, Asy-Syamilah).

Kita boleh saja merasa tersanjung dengan pujian, karena memang seperti itulah sifat manusia. Namun, jangan sampai pujian atau sanjungan itu membuat kita lalai dan sombong. Kita harus menyadari bahwa Allah SWT selalu meringankan dan melancarkan rencana kita. Semakin bersyukur kepada Allah ketika ada yang memuji kita, karena kesuksesan kita tidak terlepas dari campur tangan Allah subhanahu wa ta’ala.