Tafsir Dan Makna QS. Ar-Ruum: 36

27 May 2024

Ayat 36 dari Surah Ar-Ruum ini mengandung pesan yang mendalam tentang sifat dasar manusia dalam menghadapi rahmat dan musibah. Ayat tersebut berbunyi:

وَاِذَآ اَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً فَرِحُوْا بِهَاۗ وَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْهِمْ اِذَا هُمْ يَقْنَطُوْنَ

"Dan apabila Kami berikan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan (rahmat) itu. Tetapi apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) karena kesalahan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa." (QS. Ar-Ruum: 36)

Konteks dan Tafsir

Ayat ini menggambarkan dua keadaan yang sering dialami oleh manusia: kegembiraan saat menerima rahmat dan keputusasaan saat ditimpa musibah. Dalam tafsir ayat ini, ada beberapa poin penting yang perlu kita renungkan:

  1. Sifat Gembira Terhadap Rahmat: Manusia cenderung merasa sangat gembira ketika menerima rahmat dari Allah. Rahmat ini bisa berupa berbagai bentuk kebaikan seperti kesehatan, rezeki, kebahagiaan, atau kelancaran dalam urusan hidup. Kegembiraan ini adalah reaksi alami yang menunjukkan rasa syukur dan nikmat yang dirasakan oleh manusia.

  2. Keputusasaan Saat Ditimpa Musibah: Sebaliknya, ketika manusia ditimpa musibah atau bahaya, seringkali mereka langsung merasa putus asa. Musibah yang datang biasanya karena akibat dari perbuatan tangan mereka sendiri, yakni kesalahan dan dosa-dosa yang telah dilakukan. Reaksi putus asa ini menunjukkan kurangnya kesabaran dan keimanan dalam menghadapi ujian Allah.

Hikmah yang Dapat Diambil

  1. Pentingnya Syukur dan Sabar: Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur saat menerima rahmat dan bersabar ketika menghadapi musibah. Kegembiraan tidak boleh membuat kita lupa akan Allah dan sumber segala rahmat, sedangkan musibah harus disikapi dengan kesabaran dan introspeksi diri.

  2. Kesadaran akan Perbuatan: Manusia harus menyadari bahwa banyak musibah yang terjadi adalah akibat dari perbuatan mereka sendiri. Oleh karena itu, penting untuk selalu berhati-hati dalam bertindak dan menjaga diri dari perbuatan yang dilarang oleh Allah.

  3. Menghindari Keputusasaan: Keputusasaan adalah sikap yang tidak disukai dalam Islam. Allah selalu memberikan jalan keluar bagi setiap masalah. Oleh karena itu, seorang Muslim harus tetap optimis dan berusaha untuk mencari solusi sambil berserah diri kepada Allah.

Penutup

Ayat ini mengingatkan kita akan dua hal penting dalam kehidupan: nikmat dan cobaan. Sebagai hamba Allah, kita diharapkan bisa menyeimbangkan keduanya dengan sikap yang benar—bersyukur saat menerima nikmat dan bersabar serta introspeksi diri saat menghadapi cobaan. Dengan memahami dan mengamalkan pesan dari ayat ini, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah.