Tafsir Al-Imran Ayat 18: Kesaksian Allah, Malaikat, Dan Orang Berilmu

10 Aug 2024

Surah Al-Imran ayat 18 merupakan salah satu ayat yang menekankan pentingnya kesaksian dan keimanan kepada keesaan Allah. Ayat ini berbunyi:

“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, (demikian pula) para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian); yang menegakkan keadilan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Ali-Imran [3]: 18)

1. Kesaksian Allah

Allah memulai ayat ini dengan menegaskan bahwa Dia sendiri memberikan kesaksian atas keesaan-Nya. Kesaksian Allah adalah bentuk deklarasi tertinggi dan tidak ada yang dapat membantahnya. Allah menyatakan bahwa tidak ada yang patut disembah selain Dia. Ini menunjukkan bahwa Tauhid, keyakinan terhadap keesaan Allah, adalah dasar dari semua keyakinan dalam Islam. Allah adalah satu-satunya yang berhak diibadahi, dan hanya Dia yang memiliki kekuasaan tertinggi.

2. Kesaksian Malaikat

Setelah Allah, para malaikat juga disebut sebagai saksi terhadap keesaan Allah. Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya, dan mereka senantiasa beribadah kepada-Nya tanpa henti. Kesaksian mereka adalah cerminan dari ketundukan dan ketaatan mereka kepada Allah. Mereka menyaksikan kebenaran dan keesaan Allah di seluruh alam semesta. Malaikat sebagai saksi juga menunjukkan bahwa alam semesta ini berada di bawah pengawasan ketat Allah dan tidak ada yang tersembunyi dari-Nya.

3. Kesaksian Orang Berilmu

Orang-orang berilmu (ulama) adalah saksi ketiga yang disebutkan dalam ayat ini. Mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang agama dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah. Dengan ilmu yang mereka miliki, mereka mampu mengenali dan menyaksikan keesaan Allah dengan penuh keyakinan. Ilmu yang dimaksud di sini bukan sekadar pengetahuan duniawi, tetapi lebih kepada pengetahuan yang membawa seseorang lebih dekat kepada Allah dan memahami kehendak-Nya.

Kesaksian dari orang-orang berilmu menegaskan pentingnya ilmu dalam Islam. Ilmu yang benar akan membawa seseorang kepada pengakuan terhadap keesaan Allah dan akan menuntunnya untuk menegakkan keadilan di muka bumi. Oleh karena itu, para ulama memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam, karena mereka adalah penjaga ilmu dan penerang jalan bagi umat.

4. Menegakkan Keadilan

Ayat ini juga menegaskan bahwa Allah, malaikat, dan orang-orang berilmu adalah saksi yang menegakkan keadilan. Keadilan adalah salah satu sifat Allah yang paling mulia. Keadilan berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya yang tepat, memberikan hak kepada yang berhak, dan menjauhkan diri dari segala bentuk kedzaliman. Menegakkan keadilan adalah kewajiban setiap Muslim, dan ini hanya dapat dicapai dengan mematuhi hukum-hukum Allah.

5. Kesimpulan

Surah Al-Imran ayat 18 adalah deklarasi Tauhid yang kuat, yang disaksikan oleh Allah, malaikat, dan orang-orang berilmu. Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya ilmu dan keadilan dalam Islam. Sebagai umat Muslim, kita diajak untuk menyaksikan keesaan Allah dengan sepenuh hati dan menegakkan keadilan di setiap aspek kehidupan kita. Ilmu adalah kunci untuk mencapai pemahaman yang benar tentang Tauhid, dan dengan ilmu tersebut, kita dapat menjadi saksi yang menegakkan kebenaran dan keadilan di muka bumi.

Dengan memahami dan mengamalkan isi dari ayat ini, seorang Muslim akan semakin kokoh dalam keimanannya dan mampu menjadi cahaya bagi orang lain dalam menegakkan kebenaran dan keadilan yang sesuai dengan ajaran Islam.