Setiap Nikmat Yang Tidak Digunakan Untuk Mendekatkan Diri Kepada Allah Hanya Akan Menjadi Musibah

05 Aug 2024

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali dikelilingi oleh berbagai nikmat dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Nikmat tersebut bisa berupa harta, jabatan, kecerdasan, ilmu, dan bahkan teknologi seperti ponsel. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hanya akan menjadi musibah bagi pemiliknya.

Harta sebagai Ujian

Harta adalah salah satu nikmat yang paling jelas terlihat dalam kehidupan manusia. Allah SWT memberikan harta kepada manusia bukan hanya sebagai bentuk karunia, tetapi juga sebagai ujian. Dalam Al-Quran, Allah berfirman:

“Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al-Anfal: 28)

Harta yang tidak digunakan untuk jalan Allah, seperti zakat, sedekah, dan membantu sesama, hanya akan membawa kesengsaraan di akhirat. Harta yang digunakan hanya untuk kemewahan dan kemaksiatan akan menjadi beban dan pertanggungjawaban yang berat di hari kiamat.

Jabatan sebagai Amanah

Jabatan dan kekuasaan juga merupakan nikmat yang sering kali disalahgunakan. Jabatan seharusnya digunakan untuk menegakkan keadilan dan kebaikan. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari)

Jabatan yang tidak digunakan untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT hanya akan membawa malapetaka, baik di dunia maupun di akhirat. Penyalahgunaan kekuasaan dapat merusak diri sendiri dan masyarakat, serta menyebabkan hilangnya berkah dan ridha Allah.

Kecerdasan dan Ilmu sebagai Cahaya

Kecerdasan dan ilmu adalah nikmat yang sangat berharga. Allah SWT memerintahkan manusia untuk mencari ilmu sebagai bentuk ibadah. Namun, ilmu yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah hanya akan menjadi sumber kesombongan dan kebinasaan. Ilmu yang tidak diamalkan akan menjadi hujjah (argumen) yang memberatkan di hadapan Allah. Rasulullah SAW bersabda:

“Ilmu itu ada dua macam: ilmu yang ada di hati, itulah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang ada di lisan, itulah hujjah Allah terhadap manusia.” (HR. Tirmidzi)

Teknologi sebagai Alat

Di era modern ini, teknologi seperti ponsel menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ponsel dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat jika digunakan untuk kebaikan, seperti mengakses informasi yang bermanfaat, berdakwah, dan mempererat silaturahmi. Namun, jika ponsel digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan maksiat, maka ponsel tersebut menjadi musibah. Allah SWT berfirman:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al-Asr: 1-3)

Kesimpulan

Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hanya akan menjadi musibah. Harta, jabatan, kecerdasan, ilmu, dan teknologi semuanya adalah amanah yang harus digunakan dengan bijaksana dan sesuai dengan petunjuk Allah. Sebaliknya, penyalahgunaan nikmat-nikmat tersebut akan membawa kerugian dan kebinasaan baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, marilah kita selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah dan menggunakannya untuk mendekatkan diri kepada-Nya serta menegakkan kebaikan di muka bumi.