Rendah Hatilah! Menjadi Seperti Bintang Di Langit, Bukan Seperti Asap Di Udara
Kerendahan hati adalah sifat yang sangat dihargai dalam Islam dan budaya kita. Kerendahan hati bukan berarti merendahkan diri sendiri atau merasa tidak berharga, tetapi lebih kepada memahami posisi kita di hadapan Allah dan sesama manusia. Seperti sebuah pepatah bijak yang berbunyi, "Rendah hatilah! Engkau menjadi seperti bintang, dia berada tinggi di langit. Tetapi di permukaan air, dia tampak rendah. Jangan menjadi laksana asap, yang membumbung tinggi dengan sendirinya di lapisan udara yang tinggi, padahal sebenarnya dia rendah."
Pepatah ini mengandung makna mendalam tentang pentingnya kerendahan hati. Mari kita kupas lebih dalam makna dan hikmah yang terkandung di dalamnya.
Bintang di Langit: Tinggi di Mata Allah dan Manusia
Bintang melambangkan seseorang yang memiliki keutamaan dan kebaikan. Bintang berada tinggi di langit, menunjukkan kedudukannya yang tinggi. Namun, ketika kita melihat bintang di permukaan air, dia tampak rendah dan dekat dengan kita. Ini menggambarkan seseorang yang memiliki banyak kelebihan, namun tetap rendah hati dan tidak sombong.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang merendahkan diri, maka Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)
Dalam Islam, kerendahan hati adalah ciri orang-orang beriman yang sejati. Mereka yang rendah hati tidak merasa lebih baik dari orang lain, meskipun mereka memiliki banyak kelebihan atau prestasi. Mereka sadar bahwa segala yang mereka miliki adalah karunia Allah yang dapat diambil kapan saja.
Asap di Udara: Tinggi di Mata Manusia, Rendah di Mata Allah
Sebaliknya, asap yang membumbung tinggi ke udara melambangkan kesombongan. Asap tampak naik tinggi, tetapi sebenarnya ia hanya terdiri dari partikel-partikel yang ringan dan mudah terbawa angin. Asap melambangkan orang yang tinggi hati, sombong, dan merasa lebih dari orang lain, padahal tidak ada keistimewaan yang sebenarnya dalam dirinya.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar biji sawi dari kesombongan.” (HR. Muslim)
Kesombongan adalah penyakit hati yang sangat berbahaya. Orang yang sombong sering kali menganggap dirinya lebih baik dari orang lain, padahal Allah tidak menyukai kesombongan. Kesombongan hanya akan membawa kehancuran dan kebinasaan, baik di dunia maupun di akhirat.
Meneladani Rasulullah SAW
Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam hal kerendahan hati. Meskipun beliau adalah pemimpin umat dan utusan Allah, beliau selalu bersikap rendah hati kepada siapa pun, baik kepada sahabat, anak-anak, maupun orang-orang miskin. Beliau tidak pernah merasa lebih tinggi dari orang lain, dan selalu memperlakukan semua orang dengan penuh kasih sayang dan hormat.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat meneladani Rasulullah SAW dengan berusaha menjadi seperti bintang yang tinggi di langit, namun tampak rendah di permukaan air. Jangan menjadi seperti asap yang tinggi di udara, namun sebenarnya rendah.
Praktik Kerendahan Hati
Berikut beberapa cara untuk menerapkan kerendahan hati dalam kehidupan sehari-hari:
-
Bersyukur kepada Allah: Selalu ingat bahwa segala yang kita miliki adalah karunia Allah. Bersyukur membuat kita sadar bahwa kita hanyalah hamba yang lemah tanpa pertolongan-Nya.
-
Menghormati orang lain: Perlakukan semua orang dengan hormat dan kasih sayang, tanpa memandang status atau kedudukan mereka.
-
Menerima kritik: Terimalah kritik dengan lapang dada dan jadikan sebagai bahan introspeksi untuk memperbaiki diri.
-
Berbagi dengan sesama: Membantu orang lain dan berbagi rezeki adalah cara untuk mengikis kesombongan dan menumbuhkan kerendahan hati.
-
Menghindari pujian yang berlebihan: Jangan terlalu terbuai dengan pujian. Ingatlah bahwa segala kebaikan yang kita lakukan adalah atas izin Allah.
Penutup
Kerendahan hati adalah sifat yang sangat mulia dan harus selalu kita tanamkan dalam diri. Dengan rendah hati, kita akan menjadi seperti bintang yang tinggi di langit namun tampak rendah di permukaan air, dihormati di dunia dan diridhai di akhirat. Hindarilah kesombongan, karena ia hanya akan menjadikan kita seperti asap yang tampak tinggi namun sebenarnya rendah. Mari kita terus belajar dan berusaha menjadi pribadi yang rendah hati, sebagaimana teladan dari Rasulullah SAW.