Menyikapi Perbedaan Pendapat dalam Islam dengan Bijak

17 Feb 2025

Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah dalam kehidupan manusia, termasuk dalam ajaran Islam. Islam adalah agama yang kaya dengan ilmu dan pemahaman, sehingga sering kali muncul berbagai interpretasi terhadap suatu hukum atau ajaran. Sebagai umat Muslim, kita dituntut untuk menyikapi perbedaan pendapat dengan bijak agar tidak menimbulkan perpecahan di antara sesama. Berikut beberapa cara dalam menghadapi perbedaan pendapat dengan baik:

Memahami Bahwa Perbedaan Adalah Sunnatullah

Allah SWT menciptakan manusia dengan akal dan kemampuan berpikir yang berbeda-beda. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: "Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat." (QS. Hud: 118). Ayat ini menunjukkan bahwa perbedaan adalah bagian dari ketetapan Allah. Oleh karena itu, kita seharusnya menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar dan tidak menjadikannya sebagai alasan untuk saling bermusuhan.

Mengedepankan Adab dalam Berbeda Pendapat

Dalam Islam, adab (etika) dalam berdiskusi sangat dijunjung tinggi. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk bersikap santun dan menghindari pertengkaran yang tidak bermanfaat. Sebuah hadis menyebutkan:"Barang siapa yang meninggalkan perdebatan meskipun ia berada dalam kebenaran, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga." (HR. Abu Dawud). Oleh karena itu, ketika menghadapi perbedaan, penting bagi kita untuk tetap berbicara dengan lembut, tidak mengolok-olok, dan menghormati pendapat orang lain meskipun berbeda.

Berpegang Teguh pada Dalil yang Shahih

Dalam menyikapi perbedaan, kita harus merujuk kepada Al-Qur’an dan hadis sebagai sumber utama. Jika ada perbedaan pandangan, hendaknya kita mencari dalil yang paling kuat dan memahami konteksnya dengan baik. Tidak semua perbedaan dapat diselesaikan dengan mudah, namun yang terpenting adalah tetap mengutamakan kebenaran dengan cara yang baik dan beradab.

Menghindari Fanatisme Buta

Islam melarang fanatisme yang berlebihan terhadap suatu pendapat atau kelompok tertentu. Sering kali, perpecahan terjadi karena seseorang terlalu membela kelompoknya tanpa melihat kebenaran yang ada. Padahal, Rasulullah SAW bersabda: "Hindarilah sikap berlebihan dalam agama, karena yang membinasakan umat sebelum kalian adalah sikap berlebihan dalam agama." (HR. Ahmad). Oleh karena itu, kita harus terbuka terhadap pendapat yang berbeda selama masih dalam koridor syariat Islam.

Mencari Titik Temu dan Mengutamakan Persatuan

Dalam menghadapi perbedaan, sebaiknya kita mencari titik temu yang bisa menyatukan umat. Islam sangat menekankan pentingnya ukhuwah Islamiyah (persaudaraan dalam Islam). Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat." (QS. Al-Hujurat: 10). Jika ada perbedaan dalam hal-hal cabang (furu’iyyah), hendaknya kita tidak memperbesarnya dan tetap berpegang pada prinsip persatuan umat.

Belajar dari Ulama yang Kredibel

Salah satu cara terbaik dalam menyikapi perbedaan pendapat adalah dengan belajar dari ulama yang memiliki ilmu dan pemahaman yang mendalam. Ulama yang berkompeten akan menjelaskan perbedaan dengan adil dan tidak menyulut kebencian di antara sesama Muslim. Dengan demikian, kita bisa lebih memahami berbagai pandangan tanpa mudah terprovokasi.

Perbedaan pendapat dalam Islam adalah sesuatu yang wajar dan harus disikapi dengan bijak. Dengan memahami bahwa perbedaan adalah bagian dari sunnatullah, mengedepankan adab dalam berdiskusi, berpegang pada dalil yang shahih, menghindari fanatisme buta, mencari titik temu, serta belajar dari ulama yang kredibel, kita dapat menjaga persatuan umat Islam. Semoga kita semua dapat terus bersikap bijaksana dalam menghadapi perbedaan dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang penuh dengan rahmat dan kasih sayang. Aamiin.