Menggali Hikmah Ilmu: Belajar Dan Mengajarkan Menurut Ajaran Al-Quran
Al-Quran, kitab suci umat Islam, menjadi sumber petunjuk utama dalam kehidupan sehari-hari. Di dalamnya, terdapat berbagai ayat yang memberikan tuntunan hidup, termasuk pentingnya mengejar ilmu dan menyebarkannya kepada orang lain. Dalam konteks ini, Al-Quran menegaskan perbedaan yang substansial antara orang yang memiliki pengetahuan dan yang tidak. Ayat-ayat yang mencerminkan prinsip ini memberikan dorongan mendalam bagi umat Islam untuk terus belajar dan berbagi pengetahuan.
1. Penekanan pada Pentingnya Ilmu
Dalam Surah Az-Zumar (39:9), Allah menjelaskan, "Adakah orang-orang yang mengetahui sama dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Hanya orang-orang yang berakal yang dapat memahami." Dengan ayat ini, Allah menegaskan bahwa pengetahuan membawa pemahaman yang lebih baik dan membedakan antara orang yang bijak dengan yang tidak.
Ilmu, dalam pandangan Islam, bukanlah sekadar hafalan kosong, tetapi sarat dengan makna dan tujuan hidup yang lebih tinggi. Dalam Al-Quran, Allah juga menyeru manusia untuk merenungkan dan memikirkan tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta sebagai ajakan untuk belajar dan meraih ilmu (Al-Baqarah 2:164, Ar-Rum 30:22).
2. Kewajiban Belajar
Allah menyerukan kepada umat-Nya untuk mencari ilmu sebagai bentuk kewajiban agama. Rasulullah Muhammad SAW juga menekankan pentingnya pengetahuan dalam banyak hadisnya. Salah satu hadis yang terkenal adalah, "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim." Dengan demikian, belajar bukan hanya menjadi opsi, melainkan suatu tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh setiap individu Muslim.
3. Kewajiban Mengajarkan Ilmu
Selain belajar, Al-Quran juga menegaskan kewajiban untuk menyebarkan pengetahuan kepada orang lain. Dalam Surah Al-Mujadilah (58:11), Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: 'Berilah jalan di antara dua golongan kamu', maka berilah jalan agar Allah memberi kepadamu jalan (petunjuk)." Menyebarkan ilmu kepada sesama menjadi amal yang mendatangkan kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah.
4. Ilmu sebagai Amal Jariyah
Dalam hadis Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Apabila anak Adam meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh." Ilmu yang bermanfaat di sini mencakup ilmu yang diajarkan kepada orang lain dan memberikan manfaat jangka panjang, menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya bahkan setelah kematian.
5. Keteladanan dalam Pendidikan
Para ulama dan tokoh agama Islam sepanjang sejarah menjadi teladan dalam mempraktikkan ajaran ini. Mereka tidak hanya mencari ilmu, tetapi juga mengajarkannya kepada masyarakat. Pesantren, madrasah, dan lembaga pendidikan Islam lainnya menjadi bukti konkrit dari upaya menjadikan ilmu sebagai warisan berkelanjutan.
Dengan demikian, memahami, mencari, dan menyebarkan ilmu adalah bagian integral dari ajaran Islam. Pengetahuan bukan hanya sekadar kekayaan intelektual, tetapi sebuah sumber kebijaksanaan, petunjuk hidup, dan amal yang membawa manfaat abadi. Dengan belajar dan mengajarkan ilmu, umat Islam dapat berkontribusi secara positif kepada masyarakat dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.