Mengenal Tokoh-Tokoh Terkenal Yang Berperan Dalam Perayaan Maulid Nabi: Profil Tokoh-Tokoh Yang Berkontribusi Dalam Mengembangkan Tradisi Maulid Nabi

19 Sep 2024

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu perayaan penting dalam Islam yang diperingati untuk mengenang kelahiran Rasulullah. Perayaan ini memiliki sejarah panjang, dan berbagai tokoh penting berkontribusi dalam pengembangan serta penyebarannya di berbagai belahan dunia. Berikut adalah beberapa tokoh yang memainkan peran besar dalam membentuk dan mempopulerkan tradisi Maulid Nabi:

1. Shalahuddin Al-Ayyubi (1137–1193)

Shalahuddin Al-Ayyubi, seorang panglima besar Muslim yang dikenal karena perannya dalam Perang Salib, dianggap sebagai salah satu tokoh yang mempopulerkan perayaan Maulid Nabi. Menurut beberapa catatan sejarah, pada masanya, Maulid Nabi diperingati untuk menyatukan umat Muslim dan meningkatkan semangat keagamaan di tengah situasi perang yang terjadi. Shalahuddin menggunakan momentum perayaan ini sebagai sarana untuk memotivasi umat Muslim agar lebih bersatu dan mengingat kembali nilai-nilai perjuangan Rasulullah SAW.

2. Sultan Al-Muzhaffar (1193–1233)

Sultan Al-Muzhaffar dari Irak adalah salah satu tokoh penting yang berperan dalam memulai perayaan Maulid Nabi secara besar-besaran. Dia menyelenggarakan perayaan Maulid Nabi dengan sangat meriah, lengkap dengan pembacaan kisah-kisah kehidupan Nabi, penyebaran sedekah, dan penyelenggaraan acara keagamaan lainnya. Catatan menunjukkan bahwa perayaan Maulid Nabi di era Sultan Al-Muzhaffar menjadi salah satu acara yang berpengaruh dalam memperkuat tradisi ini di dunia Muslim, terutama di kalangan Ahlussunnah.

3. Al-Hafiz Ibn Dihya (1173–1246)

Al-Hafiz Ibn Dihya adalah seorang ulama terkemuka dari Andalusia yang menulis kitab "At-Tanwir fi Maulid al-Basyir an-Nadhir", sebuah buku yang didedikasikan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Ibn Dihya berperan dalam merumuskan bentuk perayaan Maulid Nabi dengan pendekatan akademis dan religius. Karya-karyanya menjadi rujukan penting bagi para ulama dan cendekiawan Muslim yang mendukung perayaan Maulid Nabi sebagai sarana memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan cara yang syar’i.

4. Al-Busiri (1211–1294)

Al-Busiri adalah seorang penyair sufi Mesir yang sangat terkenal berkat karyanya, Qasidah Al-Burdah, yang ditulis sebagai pujian untuk Nabi Muhammad SAW. Meskipun bukan secara langsung tokoh yang menyebarkan perayaan Maulid, karya-karyanya sering dibacakan dalam acara Maulid sebagai bentuk ekspresi cinta kepada Rasulullah. Al-Burdah menjadi salah satu syair yang paling sering dibacakan dalam perayaan Maulid, dan kontribusi Al-Busiri dalam budaya Maulid sangat besar, terutama di wilayah-wilayah yang mengedepankan tradisi sufi.

5. Sayyid Muhammad Al-Maliki (1944–2004)

Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki adalah seorang ulama besar dari Mekkah yang sangat berpengaruh dalam tradisi Maulid di dunia modern. Ia menulis banyak buku yang mendukung pentingnya perayaan Maulid Nabi dan menyelenggarakan majelis-majelis Maulid di Mekkah. Pemikiran-pemikiran dan ceramah-ceramah Sayyid Muhammad Al-Maliki menjadi rujukan bagi umat Muslim di berbagai negara, terutama di Indonesia, Malaysia, dan Timur Tengah. Ia menjelaskan bahwa perayaan Maulid Nabi bukan hanya untuk mengenang kelahiran Nabi, tetapi juga sebagai momen untuk menghidupkan sunnah dan menyebarkan ajaran Islam dengan lebih luas.

6. Habib Ali Al-Habsyi (1843–1913)

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, seorang ulama dan wali Allah yang berasal dari Hadramaut, Yaman, dikenal sebagai penulis kitab "Simthud Durar", kitab Maulid yang sangat populer, terutama di Indonesia dan Malaysia. Karya ini sering dibacakan dalam perayaan Maulid Nabi di berbagai wilayah. Selain itu, Habib Ali Al-Habsyi adalah tokoh yang mempopulerkan perayaan Maulid Nabi di kalangan masyarakat Yaman dan sekitarnya, yang kemudian menyebar ke Nusantara melalui para habib dan ulama dari Hadramaut yang berimigrasi ke Asia Tenggara.

7. Imam As-Suyuti (1445–1505)

Imam Jalaluddin As-Suyuti adalah seorang ulama besar yang banyak berkontribusi dalam berbagai bidang ilmu Islam, termasuk mendukung perayaan Maulid Nabi. Beliau menulis risalah yang membahas perayaan Maulid Nabi, berjudul "Husn al-Maqasid fi Amal al-Maulid", yang berisi pandangan-pandangan fiqh mengenai diperbolehkannya perayaan Maulid sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Pandangan Imam As-Suyuti ini sangat mempengaruhi para ulama dan cendekiawan Muslim di masa-masa selanjutnya dalam mendukung perayaan Maulid di berbagai wilayah.

Kesimpulan

Tokoh-tokoh di atas menunjukkan bahwa perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya sebuah tradisi lokal, melainkan telah berkembang menjadi perayaan besar di seluruh dunia Islam. Peran para ulama, pemimpin, dan cendekiawan dalam menyebarkan serta memperkaya perayaan ini sangatlah penting. Mereka tidak hanya menyusun panduan tentang bagaimana seharusnya perayaan ini dilakukan, tetapi juga menjadikannya sebagai sarana untuk menyatukan umat, menyebarkan ajaran Islam, serta meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.