Mempersiapkan Kehadiran Kematian Yang Datang Tiba-Tiba

20 Aug 2024

Kematian adalah suatu kepastian yang tak bisa dihindari oleh setiap makhluk yang bernyawa. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati..." (Surah Al-Ankabut: 57). Meski kematian adalah kepastian, waktu kedatangannya adalah misteri yang tak seorang pun dapat mengetahuinya. Dalam kesadaran akan hal ini, seorang mukmin seharusnya senantiasa mempersiapkan diri untuk menyambut kematian kapan pun ia datang.

Kesadaran akan Kematian yang Tiba-tiba

Rasulullah SAW mengingatkan dalam salah satu haditsnya, "Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan, yaitu kematian" (HR. Tirmidzi). Mengingat kematian tidaklah bertujuan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk menjaga diri agar selalu berada di jalan yang benar, serta mengingatkan kita akan pentingnya mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput. Kematian sering kali datang tanpa tanda-tanda, tanpa peringatan. Ia bisa datang di saat kita sedang berada di puncak kebahagiaan, atau bahkan di saat kita sedang bersedih. Karena itulah, keyakinan akan datangnya kematian secara tiba-tiba mendorong kita untuk selalu fokus dalam mempersiapkan diri.

Fokus dalam Mempersiapkan Diri

Persiapan menuju kematian bukanlah perkara yang bisa ditunda-tunda. Setiap detik yang kita miliki adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dan menambah amal kebaikan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Surah Al-Hasyr: 18).

Dalam ayat ini, kita diajak untuk selalu introspeksi, mengukur diri apakah amalan kita sudah cukup untuk menghadapi kehidupan setelah mati. Fokus pada persiapan ini mencakup beberapa hal, di antaranya:

  1. Meningkatkan Ketaatan kepada Allah: Shalat, puasa, zakat, dan ibadah-ibadah lainnya haruslah menjadi bagian dari rutinitas yang tidak pernah kita abaikan. Meningkatkan kualitas dan kekhusyukan dalam ibadah adalah cara terbaik untuk mempersiapkan diri.

  2. Memperbanyak Istighfar dan Taubat: Tidak ada manusia yang luput dari dosa. Karenanya, kita harus selalu memohon ampun kepada Allah dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Taubat nasuha adalah taubat yang tulus dan sungguh-sungguh, disertai dengan tekad untuk tidak kembali kepada kemaksiatan.

  3. Berbuat Baik kepada Sesama: Amal shalih yang bermanfaat bagi orang lain, seperti bersedekah, membantu yang membutuhkan, dan menjalin silaturahmi, adalah investasi akhirat yang tak ternilai. Rasulullah SAW bersabda, "Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya" (HR. Muslim).

  4. Menjaga Lisan dan Perbuatan: Lisan adalah salah satu anggota tubuh yang paling mudah tergelincir dalam dosa. Oleh karena itu, kita harus menjaga lisan agar selalu berkata baik atau diam. Begitu pula dengan perbuatan, kita harus selalu berusaha untuk menjauhkan diri dari segala bentuk maksiat dan keburukan.

Penutup

Kematian adalah pintu menuju kehidupan yang sesungguhnya, kehidupan akhirat yang kekal. Oleh karena itu, sudah sewajarnya kita mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Keyakinan bahwa kematian datang tiba-tiba hendaknya menjadi motivasi untuk senantiasa meningkatkan kualitas ibadah dan amal shalih. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan keteguhan hati untuk selalu berada di jalan-Nya hingga akhir hayat. Amin.