Manusia Paling Buruk Pencuriannya: Mencuri Dari Sholat

12 Sep 2024

Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Musnad (5/310) berbunyi, “Manusia paling buruk pencuriannya adalah orang yang mencuri dari sholat.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana ia mencuri dari sholatnya?” Beliau menjawab, “Dia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya,” atau beliau bersabda, “Dia tidak meluruskan punggungnya ketika rukuk dan sujud.”

Hadis ini mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menyempurnakan sholat, khususnya dalam hal rukuk dan sujud. Nabi Muhammad SAW mengibaratkan seseorang yang tidak menyempurnakan gerakan sholatnya sebagai "pencuri" karena mereka merampas hak yang seharusnya diserahkan kepada Allah SWT dalam ibadah sholat.

Makna “Mencuri dari Sholat”

Frasa "mencuri dari sholat" menggambarkan orang yang melaksanakan sholat dengan tidak sepenuhnya melaksanakan kewajiban gerakan fisik dan ketenangan hati yang merupakan inti dari sholat itu sendiri. Sholat bukan hanya sekadar ritual formalistik, melainkan bentuk penghambaan total kepada Allah, di mana setiap aspek sholat, termasuk waktu, gerakan, dan konsentrasi, harus dilakukan dengan sempurna.

Dalam konteks rukuk dan sujud, Nabi Muhammad SAW memberikan perhatian khusus pada dua gerakan ini karena keduanya merupakan pilar dari kesempurnaan fisik dalam sholat. Rukuk adalah gerakan membungkukkan tubuh dengan sempurna, sedangkan sujud adalah saat di mana seorang hamba meletakkan dahi dan tubuhnya ke tanah, simbol penyerahan diri sepenuhnya kepada Sang Pencipta.

Pentingnya Menyempurnakan Rukuk dan Sujud

Rukuk dan sujud bukan sekadar gerakan fisik, melainkan refleksi dari kerendahan hati dan ketundukan manusia kepada Allah. Dalam sholat, setiap gerakan harus dilakukan dengan tenang dan sempurna. Seperti yang dikatakan dalam hadis tersebut, seorang yang mencuri dari sholat adalah mereka yang terburu-buru atau tidak meluruskan punggung saat rukuk dan sujud. Ini berarti gerakan-gerakan yang dilakukan hanya sekadar formalitas, tanpa ketundukan hati yang sejati.

Sikap seperti ini bertentangan dengan inti sholat itu sendiri, yang seharusnya membawa ketenangan, kedamaian, dan rasa khusyuk dalam hati. Melaksanakan sholat dengan terburu-buru atau tidak menyempurnakan gerakan-gerakan wajib adalah tanda kurangnya kesadaran akan makna ibadah ini sebagai bentuk komunikasi dengan Allah.

Mengapa Sholat Harus Dilakukan dengan Khusyuk dan Sempurna?

Sholat adalah salah satu rukun Islam yang paling penting, dan menjadi tiang agama yang menopang keimanan seorang Muslim. Oleh karena itu, sholat harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab, kesadaran, dan kerendahan hati. Sholat yang dilakukan dengan baik dan benar akan memberikan dampak spiritual yang besar bagi pelakunya, menguatkan jiwa, dan mendekatkan seseorang kepada Allah.

Khusyuk dalam sholat adalah inti dari ibadah ini. Khusyuk berarti fokus dan konsentrasi penuh pada Allah, sehingga seseorang merasa hadir di hadapan-Nya. Kesempurnaan gerakan, termasuk rukuk dan sujud, menjadi bagian dari manifestasi khusyuk tersebut.

Konsekuensi Tidak Menyempurnakan Sholat

Dalam hadis lain, Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Jika sholatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Jika sholatnya rusak, maka rusak pula seluruh amalnya.” (HR. At-Tirmidzi). Ini menunjukkan betapa pentingnya menyempurnakan sholat, karena sholat yang rusak bisa berdampak pada diterimanya amal-amal yang lain.

Dengan tidak menyempurnakan gerakan sholat, seseorang sebenarnya mengurangi nilai ibadahnya dan mencuri dari hak Allah yang seharusnya dipenuhi dalam bentuk ketundukan penuh. Ini adalah bentuk kelalaian yang merugikan diri sendiri, karena sholat adalah hubungan langsung antara manusia dan Penciptanya.

Penutup

Hadis tentang pencurian dalam sholat ini mengingatkan kita semua untuk senantiasa menjaga kualitas sholat kita, baik dari segi gerakan fisik maupun kekhusyukan hati. Sholat yang sempurna bukan hanya dilihat dari gerakan yang dilakukan dengan benar, tetapi juga dari bagaimana hati kita hadir dalam ibadah tersebut. Mari berusaha untuk selalu menyempurnakan rukuk dan sujud kita agar sholat kita menjadi lebih berkualitas dan mendapatkan ridha Allah SWT.