Konsep Qada dan Qadar: Antara Usaha dan Takdir

07 Mar 2025

Dalam Islam, konsep qada dan qadar merupakan bagian dari rukun iman yang keenam, yakni percaya kepada takdir Allah. Qada berarti ketetapan Allah yang telah ditentukan sejak zaman azali, sedangkan qadar adalah realisasi dari ketetapan tersebut dalam kehidupan manusia. Konsep ini sering kali menjadi perdebatan, terutama mengenai sejauh mana manusia memiliki kebebasan dalam menentukan nasibnya dan bagaimana hubungan antara usaha dan takdir.

Pengertian Qada dan Qadar

Qada berasal dari bahasa Arab yang berarti keputusan atau ketetapan yang telah ditetapkan oleh Allah sejak sebelum penciptaan alam semesta. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah ditetapkan oleh Allah dengan kebijaksanaan-Nya.

Qadar, di sisi lain, adalah perwujudan dari ketetapan tersebut dalam kehidupan manusia. Segala yang terjadi di dunia ini berjalan sesuai dengan ketentuan Allah, termasuk hal-hal yang terjadi dalam kehidupan individu.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an: "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." (QS. Al-Qamar: 49)

Hubungan Antara Usaha dan Takdir

Sebagian orang beranggapan bahwa jika segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah, maka usaha manusia menjadi tidak berarti. Padahal, Islam mengajarkan bahwa manusia tetap memiliki tanggung jawab untuk berusaha dan berikhtiar. Takdir Allah tidak meniadakan kewajiban manusia untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan hidupnya.

Rasulullah ﷺ bersabda: "Beramallah, karena masing-masing telah dimudahkan kepada apa yang diciptakan untuknya." (HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing, tetapi tetap harus berusaha untuk mencapai hasil yang terbaik.

Macam-Macam Takdir

Dalam Islam, takdir dibagi menjadi dua jenis utama:

  1. Takdir Mubram (Takdir yang Pasti)
    Takdir ini adalah ketentuan Allah yang tidak dapat diubah oleh manusia. Contohnya adalah kelahiran, kematian, dan beberapa peristiwa besar yang telah ditetapkan secara mutlak oleh Allah. Tidak ada usaha manusia yang dapat mengubahnya.
  2. Takdir Mu’allaq (Takdir yang Bergantung pada Usaha Manusia)
    Takdir ini adalah ketentuan Allah yang masih bisa berubah bergantung pada usaha dan doa manusia. Contohnya adalah rezeki, kesehatan, dan keberhasilan dalam kehidupan. Seseorang yang rajin berusaha dan berdoa bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan yang pasrah tanpa usaha.
Sikap yang Benar dalam Menghadapi Qada dan Qadar

Sebagai seorang Muslim, kita harus memiliki sikap yang seimbang antara menerima takdir Allah dan tetap berusaha semaksimal mungkin. Berikut adalah beberapa sikap yang dianjurkan:

  1. Bertawakal kepada Allah setelah Berusaha
    Setelah melakukan usaha dengan maksimal, seorang Muslim harus bertawakal kepada Allah dan menyerahkan hasil akhirnya kepada-Nya. Allah berfirman: "Dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal." (QS. Ali Imran: 159)
  2. Tidak Berputus Asa
    Ketika menghadapi kegagalan atau kesulitan, seorang Muslim tidak boleh berputus asa karena semua yang terjadi telah ditetapkan oleh Allah dengan hikmah yang terbaik.
  3. Berdoa dan Memohon Pertolongan Allah
    Doa adalah salah satu cara untuk mengubah takdir mu’allaq. Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa." (HR. Tirmidzi)
  4. Menerima Ketetapan Allah dengan Ikhlas
    Sikap ridha terhadap qada dan qadar Allah menunjukkan keimanan yang kuat. Meskipun sesuatu terjadi tidak sesuai dengan harapan, seorang Muslim harus yakin bahwa ada hikmah di baliknya.

Konsep qada dan qadar dalam Islam mengajarkan keseimbangan antara menerima takdir Allah dan tetap berusaha dengan sungguh-sungguh. Manusia memiliki kewajiban untuk berikhtiar dan berdoa, tetapi tetap harus meyakini bahwa hasil akhirnya berada dalam ketetapan Allah. Dengan pemahaman yang benar, seseorang akan lebih tenang dalam menghadapi berbagai ujian hidup serta memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah yang terbaik menurut kehendak Allah.