"Jika Engkau Mampu Untuk Tidak Terkenal, Lakukanlah"

06 Sep 2024

Dalam kehidupan modern yang dipenuhi dengan pencarian popularitas, pengakuan, dan pujian, nasihat untuk "tidak terkenal" tampak bertentangan dengan arus utama. Namun, ada hikmah mendalam dalam kalimat ini: "Tidak ada ruginya engkau tidak dikenal, tidak ada ruginya engkau tidak mendapatkan pujian, dan tidak ada ruginya engkau dicela oleh manusia; apabila engkau terpuji di sisi Allah Azza wa Jalla."

Mencari Popularitas vs Mencari Keridhaan Allah

Manusia secara alami ingin dihargai, dikenal, dan diakui oleh sesamanya. Hal ini tidak salah pada dasarnya, selama hal tersebut tidak menjadi tujuan utama hidup. Namun, ketika popularitas menjadi prioritas, kita sering lupa bahwa pandangan manusia tidaklah abadi, sementara pandangan Allah adalah yang paling penting. Ketika kita mengejar pujian dari sesama manusia, kita mungkin mengorbankan integritas dan keikhlasan. Padahal, kebahagiaan sejati bukanlah dari pengakuan orang lain, melainkan dari kedekatan kita dengan Allah.

Tidak Ada Ruginya Tidak Terkenal

Di dunia ini, menjadi seseorang yang "tidak dikenal" seringkali dianggap sebagai kekurangan. Orang cenderung merasa bahwa semakin dikenal mereka, semakin berharga mereka. Padahal, dalam pandangan Islam, ketenaran di dunia bukanlah ukuran kesuksesan. Tidak ada ruginya jika kita tidak dikenal oleh manusia, karena hal itu tidak mengurangi nilai diri kita di hadapan Allah.

Ketika kita tidak dikenal, kita terbebas dari godaan riya (pamer) dan kecenderungan untuk mencari pengakuan dari manusia. Kita lebih bisa memfokuskan diri pada ibadah dan amal kebaikan dengan ikhlas, tanpa perlu khawatir tentang bagaimana orang lain akan menilai kita.

Pujian dan Celaan Manusia Tidaklah Abadi

Pujian manusia bersifat sementara dan sering kali berubah-ubah. Orang yang hari ini memuji, bisa jadi besok mencela. Oleh karena itu, membangun hidup hanya berdasarkan pada penilaian manusia adalah hal yang rapuh. Sebaliknya, apabila kita fokus pada keridhaan Allah, tidak ada yang lebih menenangkan selain mengetahui bahwa amal kita dihargai oleh-Nya, bahkan jika dunia tidak menyadarinya.

Dalam hadis, Rasulullah SAW pernah mengajarkan pentingnya ikhlas dalam beramal dan tidak terpengaruh oleh pandangan manusia. Seorang yang dikenal di bumi mungkin tidak dikenal di langit, sementara seseorang yang tidak dikenal di bumi, bisa jadi sangat terpuji di sisi Allah. Maka, apa gunanya mengejar pujian manusia jika hal itu tidak membawa keridhaan Allah?

Terpuji di Sisi Allah

Pada akhirnya, yang benar-benar penting adalah bagaimana kita dipandang oleh Allah. Keikhlasan dalam amal, ketulusan dalam beribadah, dan kesabaran dalam menghadapi cobaan adalah hal-hal yang menjadikan kita terpuji di sisi Allah. Allah tidak menilai seseorang berdasarkan popularitas, melainkan ketakwaan. Firman Allah dalam Al-Quran:

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu." (QS. Al-Hujurat: 13)

Kesimpulan

Jika kita mampu untuk tidak terkenal, lakukanlah. Karena di balik ketenangan itu terdapat kemurnian niat dan kebebasan dari jebakan ego. Tidak ada ruginya menjadi orang yang tidak dikenal, tidak ada ruginya tidak mendapatkan pujian, dan tidak ada ruginya dicela oleh manusia, selama kita terpuji di sisi Allah. Ketika kita mengarahkan tujuan hidup hanya untuk mendapatkan keridhaan-Nya, kita akan menemukan kebahagiaan sejati yang tidak bergantung pada pandangan dunia.