Alasan Rasulullah Melarang Tidur Tengkurap
Tidur, salah satu aktivitas harian bagi semua makhluk hidup. Dalam Islam, posisi dalam tidur mempunyai anjuran khusus, lho! Contohnya tidak boleh tidur dengan posisi tengkurap. Mengapa begitu? Yuk, simak penjelasan di bawah!
Dalam kisah Ya’isy bin Thikhfah Al-Ghifari dia bercerita, “Bapakku menceritakan kepadaku bahwa ketika aku tidur di masjid di atas perutku (tengkurap), tiba-tiba ada seseorang menggerakkan kakiku dan berkata, ‘Sesungguhnya tidur yang seperti ini dimurkai Allah.’ Bapakku berkata, ‘Setelah aku melihat ternyata beliau adalah Rasulullah SAW.”(HR. Thabrani)
Imam Tirmidzi menjelaskan hadis yang didapatkan dari Abu Hurairah. Ketika Rasulullah SAW melihat seseorang Muslim tidur tengkurap, ia berkata, “Ini adalah cara tidur yang tidak disukai oleh Allah SWT.”
Bukan tanpa alasan, di dalam dunia medis ternyata tidur tengkurap sangat berbahaya karena dapat mengganggu sistem pernafasan dan menyebabkan jantung terhimpit. Akhirnya, berimplikasi kepada kecerdasan otak karena oksigen susah masuk ke organ tubuh lainnya akibat terhimpit jantung.
Selain tengkurap, ternyata tidur pada posisi menghadap ke arah kiri juga berbahaya karena organ-organ lain dapat menghimpit jantung yang mengakibatkan sirkulasi darah terganggu dan mengurangi pasokan darah ke otak. Sedangkan, posisi tengkurap juga dianggap kurang baik karena jika bagian tubuh tidak menyentuh tempat tidur secara ideal maka dapat menyebabkan sakit di bagian punggung.
Posisi tidur yang disarankan dalam Islam adalah posisi tidur miring ke arah kanan. Tidur ke arah kanan juga sangat dianjurkan dalam dunia medis. Hal ini dapat mengurangi resiko gagal jantung karena jantung tidak terhimpit oleh organ lainnya. Selanjutnya, posisi tidur dalam Islam yang dianjurkan adalah posisi meletakkaan tanganan kaanan di bawah pipi kanan. Di dalam dunia medis pun menjelaskan bahwa posisi ini membuat tulang kepala, leher, dan punggung sejajar dan lurus sehingga kemungkinan leher sakit saat bangun tidur sangat kecil.