4 Tips Sukses Berjualan Menurut Islam Sesuai Anjuran Nabi Muhammad SAW
Dalam bisnis ataupun usaha yang dijalankan tentunya paham mengenai berjualan menurut islam, pasang surut dalam sebuah bisnis adalah hal biasa. Termasuk di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini selama beberapa tahun ini. Anggap saja jika hal ini adalah sebuah ujian. Cobaan bagi seluruh muslim di seluruh dunia, tak terkecuali Anda untuk lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta.
Berikut ini ada sedikit tips sukses berjualan menurut islam yang diterapkan Rasulullah:
Bersikap jujur
Pertama, Jujur merupakan salah satu cerminan dari sifat Nabi Muhammad. Yaitu Shiddiq yang berarti adalah jujur. Rasulullah dalam kesehariannya selalu jujur dalam segi perkataan maupun perbuatan yang dilakukan, termasuk saat beliau berjualan.
Tidak pernah rasululloh berbohong ataupun berdusta kepada para pembelinya. Apalagi mengurangi berat dari timbangan barang yang tengah dijualnya. Misalnya jualan 1 karung gandum, ya benar-benar takarannya 1 karung gandum. Tidak kurang dan tidak bukan, bahkan Rasulullah selalu melebihkan dengan diskon yang diberikan.
Kalau barangnya bagus, pasti beliau selalu bilang bagus. Jelekpun dibilang jelek. Maka sebab itu, Baginda Nabi dijuluki Al Amin, yang bermakna orang yang bisa dipercaya.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya para pedagang (pengusaha) akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai para penjahat, kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur.” (HR.Tirmidzi).
Sikap ini seharusnya bisa menjadi contoh dan bisa diteladani para pengikutnya, agar pembeli merasa puas dan senang menjadi konsumen tetap karena kepercayaannya tidak akan hilang terhadap barang yang dijual.
Jual barang yang bukan kaleng-kaleng serta berkualitas baik
Ke dua, Saat berjualan menurut islam, Rasulullah tidak mau jual barang yang kualitasnya jelek. Beliau menjual barang berkualitas yang bermutu tinggi agar tidak merugikan pembeli.
Selain itu, Rasululloh ingin pembelinya mendapat barang sepadan sesuai atas biaya atau harga yang sudah dibayarkan. Jadi, produk yang disejajakan Rasulullah selalu yang mempunyai kualitas yang baik.
Pada sebuah hadist diriwayatkan Ibn Majah, Uqbah bin Amir pernah mendengar Rasulullah berkata, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali jika dia jelaskan.
Artinya apa, kalau kamu menjual barang seken misalnya, ya jelaskan kepada calon pembeli bahwa barang tersebut bukan ori. Jangan ngaku-ngaku bagus, tetapi ternyata ada cacat sana sini. Dengan menjual kualitas bagus, pembeli tentu senang dengan barang tersebut. Apalagi kalau dapat harga murah, tapi kualitas gak murahan”.
Mengambil untung tidak pada tempatnya
Ke tiga, Setiap penjual pasti ingin ambil untung, tentunya tidak ingin ada yang mau rugi. Nah masalahnya, ada penjual tertentu yang mau untung besar. Biar bisa untung besar bahkan segala cara ditempuh dengan jalan yang terbilang tidak wajar dan tidak halal. Misalnya dengan mematok biaya atau harga jual terlalu mahal padahal biaya produksinya sangat murah, barang seken ngaku original, barang ditimbun dengan sengaja atau disimpan dalam jumlah banyak biar harganya melambung tinggi, dan sebagainya.
Sementara Nabi Muhammad tidak pernah mengambil untung banyak atas rezeki yang didapatkannya. Beliau mengambil untung sewajar-wajarnya saja. Karena itulah bukan uang yang dicari Rasulullah, namun keberkahan dari Allah SWT.
“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaan pun di akhirat.” (QS. Asy-Syuraa : 20).
Buat apa banyak uang namun keuntungannya yang didapatkan jjustru tidak wajar di dunia alias tidak berkah. Niscaya duitnya akan habis begitu saja tanpa tahu jejak dimana, seperti habis buat biaya berobat, dan lain sebagainya.
Melakukan strategi pemasaran
Ke empat, tidak cuma pengusaha di zaman sekarang saja yang melakukan strategi pemasaran dengan bennar, Baginda Nabi Muhammad SAW pun sudah menerapkan strategi ini sejak zaman dulu kala.
-
beliau membidik melalui target pasar. Tidak hanya itu saja beliau juga menyasar pada target pasar tertentu saja, namun juga semua segmentasi pasar dari kalangan bawah hingga kalangan atas.
-
Ke dua, berpikir kreatif serta memberikan inovasi atas penjualan barangnya. Beliau menjalin kerjasama yang baik dengan para pelanggan maupun kolega dimana melakukan penjualan ini sebagai jalan melebarkan sayap ke dunia bisnis.
Itulah empat tips Sukses Berjualan Menurut Islam Sesuai Anjuran Nabi Muhammad SAW, Selamat mencoba!